Dalam industri tekstil saat ini, benang fungsional menjadi semakin populer. Benang teknis khusus ini menawarkan beragam sifat, termasuk kemampuan mengatur suhu dan menyerap kelembapan, ketahanan api, dan bahkan konduktivitas listrik. Mereka ideal untuk digunakan dalam pakaian olahraga dan pakaian kerja berperforma tinggi.
Benang inovatif ini juga digunakan dalam pakaian sehari-hari untuk meningkatkan kenyamanan dan fungsionalitas. Ini termasuk sweater, mantel dan pakaian luar lainnya, dan diproduksi dalam berbagai macam gaya. Banyak jenis benang fungsional yang berbeda dimasukkan ke dalam pola rajutan.
Ini merupakan perkembangan yang menarik karena menawarkan peluang bagi para desainer untuk menciptakan pakaian yang lebih fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan yang lebih luas. Misalnya, jaket rajutan yang anti air dan memiliki sistem sirkulasi udara akan cocok bagi mereka yang menghabiskan banyak waktu di luar ruangan. Sweter yang reaktif terhadap panas dan menjaga pemakainya tetap hangat saat cuaca dingin juga sangat menarik bagi siapa saja yang tinggal di iklim dingin.
Meskipun popularitas benang fungsional ini meningkat , masih banyak orang yang belum mengetahui apa itu atau bagaimana cara menggunakannya. Hal ini sebagian disebabkan oleh cara pembuatannya. Banyak produk yang diproduksi menggunakan proses yang disebut pembungkusan atau puntiran, yang dapat menyebabkannya kehilangan beberapa fungsi yang diinginkan. Selain itu, proses pembungkusan dan puntiran juga dapat mempengaruhi sifat mekaniknya. Misalnya, telah ditemukan bahwa higroskopisitas benang komposit fungsional dipengaruhi oleh jumlah puntiran yang dimilikinya.
Ketahanan abrasi benang fungsional merupakan faktor penting lainnya yang dapat memengaruhi cara penggunaannya. Artinya, pakaian tersebut dapat dipakai oleh lebih banyak orang sebelum perlu diganti, sehingga membantu perusahaan menghemat uang dan sumber daya dalam jangka panjang. Selain itu, ketahanan terhadap abrasi juga dapat mencegah pilling yang tidak menarik, yaitu terbentuknya bintil-bintil kecil di permukaan pakaian.
Perkembangan menarik lainnya terkait benang fungsional adalah metode pembuatan benang konduktif yang dapat digunakan pada perangkat kain. Para ilmuwan di Universitas Drexel telah mengembangkan proses pelapisan celup yang dapat digunakan untuk menambahkan bahan konduktif pada benang. Prosesnya dapat digunakan dalam mesin rajut industri untuk menghasilkan tekstil dengan kemampuan kinerja kelistrikan yang sangat baik. Kombinasi kemampuan dan daya tahan ini membedakan penelitian baru ini dari upaya sebelumnya untuk mengubah tekstil menjadi teknologi yang dapat dipakai, yang menggunakan serat logam kaku atau nanopartikel perak.
Kemungkinan penggunaan benang fungsional tidak ada habisnya. Mereka dapat digunakan dalam interior, mode dan mobilitas, serta sebagai peralatan pelindung untuk polisi, pemadam kebakaran, militer, dan pakaian kerja. Hal ini bisa sangat membantu dalam menjamin keselamatan pekerja di tempat kerja berbahaya dan melindungi mereka dari kecelakaan.